7 Efek Buruk Kesehatan Jika Terlalu Banyak Tidur

7 Februari 2017

7 Efek Buruk Kesehatan Jika Terlalu Banyak Tidur – Memang agak aneh mendengar “tidur terlalu banyak” karena begitu banyak dari kita yang merasa sangat sulit untuk tidur cukup. Tapi memang benar adanya bahwa Anda bisa saja tidur secara berlebihan atau tidur terlalu banyak.

Meskipun sulit untuk menentukan jumlah “tepat” tentang seberapa lama kita tidur, namun kebanyakan orang dewasa membutuhkan tidur sekitar 7-9 jam per hari agar tubuh bisa merasakan benar-benar sedang beristirahat.

Secara normal, jika Anda tidur lebih dari 9 jam mungkin bisa saja disebabkan oleh beberapa kondisi medis lain. Namun, hal itu juga menjadikan Anda berisiko akan mengalami beberapa masalah kesehatan akibat tidur terlalu banyak. Berikut 8 Efek Buruk Kesehatan Jika Terlalu Banyak Tidur.

7 Efek Buruk Kesehatan Jika Terlalu Banyak Tidur

7 Efek Buruk Kesehatan Jika Terlalu Banyak Tidur

7 Efek Buruk Kesehatan Jika Terlalu Banyak Tidur

#1 Meningkatkan Risiko Depresi

Dalam studi tahun 2014 mengenai orang dewasa kembar, para peneliti menemukan bahwa durasi tidur yang lama dapat meningkatkan risiko depresi seseorang. Peserta penelitian yang tidur antara 7-9 jam semalam memiliki risiko depresi sekirar 27%, sedangkan peserta penelitian yang tidur 9 jam atau lebih memiliki risiko depresi sebesar 49%.

#2 Mengganggu Fungsi Otak

Sebuah studi di tahun 2012 pada kalangan wanita lanjut usia menemukan bahwa tidur terlalu banyak (atau terlalu sedikit) selama periode 6 tahun dapat memperburuk fungsi otak. Wanita yang tidur lebih dari 9 jam setiap malam (atau kurang dari 5 jam) menunjukkan perubahan pada otak mereka yang setara dengan penuaan 2 tahun.

#3 Mengganggu Kesuburan (Sulit untuk Hamil)

Pada tahun 2013, sebuah tim peneliti Korea menganalisis kebiasaan tidur lebih dari 650 wanita yang menjalani fertilisasi in vitro. Mereka menemukan bahwa wanita yang tidur 7-8 jam memiliki tingkat kehamilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidur 9-11 jam semalam.

Lebih lanjut disebutkan bahwa bagaimanapun hasil dalam penelitian ini tidak dapat membentuk hubungan sebab-akibat yang jelas. “Kami tahu bahwa kebiasaan tidur tentu bisa mengubah ritme sirkadian, sekresi hormon, dan siklus haid, tapi efeknya pada ketidaksuburan sedikit sulit untuk diduga karena ada banyak detail yang sulit dikendalikan.” jelas Dr. Evan Rosenbluth, seorang ahli endokrin reproduksi.

#4 Meningkatkan Risiko Diabetes

Dalam sebuah studi kecil dari Quebec, peneliti menemukan bahwa orang yang tidur lebih dari 8 jam selama periode 6 tahun memiliki risiko 2 kali lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 atau gangguan toleransi glukosa dibandingkan orang yang tidur antara 7-8 jam semalam.

#5 Menyebabkan Obesitas

Dalam sebuah studi kecil di Quebec (satu studi yang sama dengan penelitian tentang risiko diabetes), peneliti menemukan bahwa orang yang tidur terlalu sebentar dan terlalu lama selama periode 6 tahun mendapatkan tambahan berat badan yang tinggi jika dibandingkan dengan orang yang tidur 7-8 jam setiap malam. Orang yang tidur 9-10 jam setiap malam memiliki kemungkinan 25% memperoleh tambahan berat badan 5 kilogram selama masa studi, bahkan setelah mengendalikan asupan makanan dan aktivitas fisik.

#6 Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Dalam penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan American College of Cardiology 2012, tidur 8 jam atau lebih setiap malam dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah jantung. Para peneliti menganalisis data dari lebih dari 3.000 orang dan menemukan bahwa tidur terlalu lama memiliki risiko 2 kali lebih besar menderita angina dan 1,1 kali lebih besar risiko penyakit arteri koroner dibandingkan orang yang tidur 7-8 jam setiap malam.

#7 Meningkatkan Risiko Kematian

Dalam tinjauan pada tahun 2010 terhadap 16 penelitian yang berbeda, para peneliti menemukan peningkatan risiko kematian – dalam berbagai penyebab – pada anak-anak yang tidur terlalu lama maupun terlalu sebentar (tidak cukup tidur). Tidur lebih dari 8 jam setiap malam dikaitkan dengan risiko kematian 1,3 kali lebih banyak di antara 1.382.999 peserta penelitian.

Bagikan MUHRID di Facebook Bagikan MUHRID di Google+